Meminjam istilah dari beberapa media tentang pacaran Islami yang sering dikaitkan dengan kehidupan para remaja. Selama ini ada cukup banyak remaja yang menanyakan tentang bagaimana pacaran yang Islami tersebut. Lucu memang, namun dengan pemahaman yang sangat terbatas, mari kita sedikit mengulas tentang istilah pacaran Islami yang sangat kontroversial ini.

Menurut susunan katanya, pacaran Islami memang agak membingungkan. Betapa tidak, pacaran sendiri merupakan sebuah kata dalam Bahasa Indonesia yang menurut Purwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976) dapat diartikan sebagai “berteman dan saling menjajaki kemungkinan untuk mencari jodoh berupa suami atau istri.” Sementara itu Islami dapat kita artikan sebagai suatu aktivitas yang selaras dengan ajaran Islam. Dengan demikian, secara dangkal, kita dapat mengartikan istilah pacaran Islami sebagai pacaran yang selaras dengan ajaran Islam.

Dengan pemaknaan ini, tentu kita sepakat bahwa pacaran Islami itu tidak ada karena memang tidak ada tuntunan untuk berpacaran dalam Islam, yang ada adalah taaruf, yaitu sarana pengenalan dan pendekatan dengan adab dan etika tertentu. Terlebih pacaran pada abad ini cenderung hanya merupakan media pemuasan nafsu yang tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Sebuah guyonan muncul bahwa pacaran Islami itu diawali dengan “Bismillah” dan diakhiri dengan “Alhamdulillah.” Sungguh sebuah lelucon konyol yang tentu tidak memiliki dasar apapun. Logikanya jika memang demikian, tentu ada mabuk Islami, mencuri Islami, dan sejenisnya. Bukankah tidak ada yang demikian?

Memang jika pacaran diartikan hanya sebagai media pengenalan, tanpa mengacu pada definisi yang dilontarkan Purwodarminto tersebut, aktivitas ini boleh dilakukan, tentu dengan syarat bahwa kedua lawan jenis telah diikat dalam sebuah perkawinan yang sah. Dalam istilah Islam, hal ini juga sering disebut taaruf, yakni mengenal pasangan setelah mereka terikat dalam perkawinan yang sah.

Nah, jika sobat masih ragu apakah ada hukum pacaran Islami yang kontroversi itu, coba tanyakan kepada Ustad atau para ahlinya. Yang jelas, istilah kontroversial ini telah menjadi bagian dari dinamika pergaulan modern yang saat ini sangat bebas dan tidak lagi menjadi hal tabu. Bahkan pergaulan remaja saat ini pun telah jauh melebihi batasan-batasan nilai dan norma apapun.

Sumber : Shafamom

Ernawati