Alasannya Mengapa Islam Anjurkan Berpakaian Bersih

Category: Inspirasi

sarimbit-almadani-sr-63-putih_f-146459-232051‘Kebersihan sebagian dari iman.” Sabda Rasulullah SAW itu sudah begitu melekat dalam kehidupan umat Muslim. Memang, dalam Islam, ada standar higenitas (kesehatan) yang tinggi yang harus diwujudkan secara nyata dalam keseharian.

Salah satu hal yang senantiasa dianjurkan Rasulullah terkait kebersihan yakni mengenakan pakaian bersih. Ada dua tujuan, yakni agar terhindar dari kuman penyakit, serta menampakkan penampilan menarik.

Berdasarkan riwayat, Nabi SAW tidak menginginkan seorang Muslim membiarkan dirinya berpakaian kotor serta lusuh, apalagi dia memiliki sarana untuk membersihkannya.  Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada sesuatu yang salah dengan memakai dua kain pada hari Jumat, (yang merupakan) bagian dari pakaian sehari-hari seseorang.”

Dalam menafsir hadis di atas, Dr Muhammad Ali al-Hasyimi, mengungkapkan, anjuran itu sudah sangat jelas, bahwa hendaknya setiap Muslim senantiasa berpakaian bersih dalam rangka menjaga kesehatan jasmani dan rohani. ”Nabi SAW menganggap berpakaian yang bersih sebagai sebuah pengungkapan syukur atas rahmat Allah SWT,” katanya.

Ulama terkemuka, Syekh Yusuf al-Qaradhawi,  menegaskan, Islam meletakkan kesucian (kebersihan) dalam posisi yang tinggi. Sehingga tidak akan diterima ibadah shalat seseorang sebelum pakaian, badan dan tempat shalatnya dalam kondisi bersih.

Dijelaskannya, pada zaman Rasulullah SAW, lingkungan tempat tinggal kaum Muslim masih  lekat dengan suasana pedesaan padang pasir. Sehingga, urusan kebersihan seakan diremehkan. Lalu, Nabi SAW  memberikan bimbingan dan tuntunan bagi umatnya untuk lebih memerhatikan masalah kebersihan diri.

imagesJadi, sambung Syekh al-Qaradhawi, pakaian bukan semata sebagai sarana penutup aurat, akan tetapi sangat penting untuk merawat kebersihan dan kesehatan tubuh. ”Sekaligus menjadi penanda kepribadian seseorang,”  ujarnya dalam buku Halal dan Haram dalam Islam.

Dr Muhammad juga berpendapat pakaian yang bersih sekaligus untuk menunjukkan penampilan rapi dan menarik. Diriwayatkan dalam al-Tabqat, Jundab ibnu Makith RA berkata: bahwa di manapun sebuah delegasi hendak menemui Rasulullah, beliau akan memakai pakaian terbaiknya. Nabi SAW pun memerintahkan para sahabat untuk melakukan hal yang sama.

Tidak berlebihan
Lebih jauh diuraikan dalam buku Hidup Saleh dengan Nilai Spiritual Islam, tak pernah Nabi tidak memerhatikan penampilan umatnya. Beliau tidak pernah melihat seorang yang berpakaian lusuh, kecuali Nabi mengkritiknya lantaran ketidakpeduliannya terhadap dirinya sendiri.

Oleh karenanya, umat sebaiknya memeriksakan penampilan diri sebelum bepergian atau menemui orang lain. Ia hendaknya membuat dirinya terlihat menarik dan bersih, dengan sikap yang sederhana, karena Nabi SAW membuat diri beliau enak dilihat di hadapan para sahabat juga keluarganya.

Pernah suatu waktu, Imam Abu Hanifah melihat seorang lelaki yang menghadiri majelis kajiannya dengan berpakaian lusuh dan kotor. Lalu beliau menyuruhnya menyingkir ke sisi lain dan memberinya uang seribu Dirham untuk membeli pakaian yang bersih.

Muslim sejati memahami bahwa Islam menganjurkan untuk berpakaian bersih setiap waktu, terlebih ketika shalat. Tetapi diingatkan dalam sebuah hadis, Islam pun merupakan agama yang memberi peringatan atas sikap berlebihan dalam hal itu, dan mengatakan kepadanya untuk menghindari perbudakan oleh penampilannya.

 

Sumber : Republika

 

 

Indah Mawardini